PLANNING
(PERENCANAAN)
I.
PENDAHULUAN
Sadar atau tidak dalam kehidupan
keseharian, kita sering sekali melakukan suatu perencanaan. Perencanaan
atau planning adalah sesuatu yang penting sebelum melakukan hal yang hendak
dituju. Perencanaan dianggap penting karena akan menjadi penentu dan sekaligus
memberi arah terhadap tujuan yang ingin dicapai.
Perencanaan merupakan salah satu fungsi
dalam manajemen, yang pastinya akan membantu dalam proses-proses selanjutnya. Bahkan
dalam organisasi, perencanaan memegang peranan yang lebih dibanding
fungsi-fungsi lainnya, karena fungsi-fungsi lainnya hanya melaksanakan
keputusan-keputusan dari perencanaan yang ada.
Begitu
pula dalam memanajemen pendidikan, Perencanaan pendidikan menempati posisi
strategis dalam keseluruhan proses pendidikan. Perencanaan pendidikan itu
memberikan kejelasan arah dalam usaha proses penyelenggaraan pendidikan,
sehinga manajemen pendidikan dalam Islam khususnya, akan dapat dilaksanakan
lebih efektif dan efisien.
Melalui
makalah ini penulis hendak menyampaikan tentang beberapa hal yang berkaitan
dengan perencanaan.
II.
RUMUSAN
MASALAH
A. Apa
yang dimaksud dengan Perencanaan?
B. Apa
saja Ruang Lingkup, Manfaat dan Fungsi dari Perencanaan?
C. Bagaimana
Perencanaan dalam Manajemen Pendidikan Islam?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Perencanaan
Sebelum
pemimpin/manajer dapat mengorganisasi, mengarahkan atau mengawasi, mereka harus
membuat perencanaan-perencanaan terlebih dahulu sebagai pengarah berjalan dalam
satu tujuan. Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat
penting, karena fungsi-fungsi selanjutnya akan berjalan sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat. Jika perencanaan yang dibuat itu sudah matang
maka pelaksanaannya akan terarah dan akan sampai pada apa yang menjadi tujuan.
Namun sebaliknya, jika perencanaan itu tidak dibuat dengan matang, maka akan
sulit untuk mencapai tujuan.
Ada beberapa
definisi tentang perencanaan, Menurut Dahl & Linblon perencanaan adalah
sebagai proses pengambilan keputusan. Menurut Manheim perencanaan adalah
sebagai suatu cara berfikir.[1]Cunningham
(mengutip dari buku karya Dr. Hamzah B. Uno, perencanaan pembelajaran) mendefinisikan perencanaan ialah
menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi dan asumsi untuk
masa yang akan datang. Definisi selanjutnya dikemukakan oleh Steller sebagaimana
dikutip oleh Dr. Hamzah B. Uno, perencanaan adalah hubungan antara apa yang ada
sekarang (what is) dengan bagaimana
seharusnya (what should be) yang
berkaitan dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi
sumber.[2]Perencanaan
(planning) adalah pemilihan atau
penetapan tujuan, penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur,
metode, system, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.[3]
Berbagai pendapat tersebut
menyatakan bahwa perencanaan merupakan proses yang berisi kegiatan-kegiatan yang
berupa pemikiran, perhitungan, pemilihan, dan penentuan. Yang semuanya itu
dilakukan dalam rangka tercapainya tujuan tertentu. Pada hakekatnya perencanaan
merupakan proses pengambilan keputusan atas sejumlah alternative (pilihan)
mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang
guna mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan dan penilaian atas hasil
pelaksanaannya, yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan.
Allah berfirman dalam QS. Al-Hasyr: 18:
$pkr'¯»t úïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# öÝàZtFø9ur Ó§øÿtR $¨B ôMtB£s% 7tóÏ9 (
(#qà)¨?$#ur ©!$# 4 ¨bÎ) ©!$# 7Î7yz $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ÇÊÑÈ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat);
dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.[4]
Kata ( MtB£s%)
dalam tafsir Al-Misbah karya M. Quraisy Shihab, menerangkan bahwa kata tersebut
digunakan dalam arti amal-amal yang dilakukan untuk meraih manfaat dimasa
datang.[5]
Artinya butuh suatu perencanaan bagaimana dapat berbuat dengan perbuatan yang
membawa pada kemanfaatan. Tidak dengan asal berbuat begit saja.
Dari ayat diatas dapat diambil
pelajaran bahwa untuk menentukan perencanaan yang baik, maka kita juga harus
melihat atau menganalisa terlebih dahulu sumber daya yang dapat diolah.
Sehingga nanti ketika masa pengorganisasian dapat diberikan langsung pada
sasarannya.
Perencanaan tidak bersangkut paut
dengan keputusan-keputusan yang akan datang, tetapi dengan dampak akan datang
dari keputusan-keputusan yang sekarang. Perencanaan juga menjembatani lowongan
antara di mana anda berada dan ke mana anda hendak pergi. Ia menjawab terlebih
dahulu siapa, apa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana dari
kegiatan-kegiatan yang akan datang.
Perencanaan efektif harus
didasarkan pada fakta dan informasi yang ada, tidak atas emosi dan keinginan.
Fakta-fakta yang dimaksud adalah hasil dari pengalaman dan pengetahuan sang
manajer. Untuk itu cara pandang dan imajinasi ke depan sangat diperlukan, seorang
perencana harus mampu membayangkan pola kegiatan yang akan dilakukan secara
jelas[6]. Para
manajer mencoba memandang ke depan, menduga-duga kemungkinan yang akan terjadi,
dan bersiap untuk hal yang tak terduga, memetakan kegiatan dan mengadakan
urutan yang teratur untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Begitu
pentingkanya melakukan perencanaan, maka setiap manajer harus menjalankan satu
fungsi ini terlebih dahulu.
B.
Ruang
Lingkup, Manfaat dan Fungsi Perencanaan
1. Ruang
Lingkup Pendidikan
Ruang
lingkup perencanaan dipengaruhi oleh waktu, spasial dan tingkatan teknis
perencanaan[7].
a. Perencanaan
dari dimensi waktu
1). Perencanaan jangka panjang (long term planning)
Perencanaan
ini meliputi jangka waktu 4 tahun atau
lebih. Dalam perencanaan ini belum ditampilkan sasaran yang bersifat
kuantitatif, tetapi lebih pada perspektif keadaan ideal yang diinginkan dan
pencapaian keadaan yang bersifat fundamental.
2). Perencanaan jangka menengah (medium term planning)
Perencanaan
ini meluputi jangka waktu satu tahun tau lebih. Perencanaan jangka ini
merupakan penjabaran dari perencanaan jangka panjang. Tetapi sudah ditampilkan
sasaran-sasaran yang diproyeksikan secara kuantitatif.
3). Perencanaan jangka pendek (short term planning)
Perencanaan
ini disebut juga perencanaan operasional tahunan yang pasti lebih cepat
terlihat hasilnya.
b. Perencanaan
dari dimensi spasial
1). Perencanaan
Nasional
2). Perencanaan
Regional
3). Perencanaan Tata
Ruang
Perencanaan yang
mengupayakan pemanfaatan fungsi kawasan tertentu dan mengembangkan secara
seimbang.
c. Perencanaan
dari dimensi tingkatan teknis perencanaan
1). Perencanaan makro
2). Perencanaan mikro
3). Perencanaan
sektoral
4). Perencanaan kawasan
5.) Perencanaan
proyek
2. Manfaat
dan Tujuan Perencanaan
Adapun beberapa tujuan
dibuatnya suatu perencanaan adalah[8]:
a. Untuk
menjadi standar pengawasan, yaitu mencocokan pelaksanaan dengan perencanaan
yang telah dibuat.
b. Mengetahui
kapan mulai pelaksanaan dan selesainya kegiatan tersebut.
c. Mengetahui
siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.
d. Mendapatkan
kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas kegiatan. Sehingga dapat
meminimalisir kegiatan-kegiatan yang tidak produktif.
e. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan.
f. Mendeteksi
hambatan dan kesulitan yang bakal ditemui sehingga dapat langsung dicarikan
solusi.
g. Mengarahkan
pada pencapaian tujuan.
Setelah memiliki
tujuan, perencanan dilakukan juga karena pasti memiliki manfaat. Adapun
beberapa manfaat dari diadakannya perencanaan adalah (1) sebagai standar
pelaksanaan dan pengawasan yang memfasilitasi untuk monitoring evaluasi. (2)
sebagai pedoman pengambilan keputusan dengan memilih beberapa alternative yang
baik. (3) memudahkan untuk menyusun skala prioritas baik berupa sasaran maupun
kegiatan. (4) dapat mamanfaatkan sumber daya organisasi dengan baik. (5)
membantu manajer menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada.
3. Fungsi
Perencanaan
Fungsi dari perencanaan
dan fungsi-fungsi manaferial lainnya adalah saling berhubungan, saling
bergantung, dan berinteraksi. Dan beberapa fungsinya adalah[9]:
a. Untuk
pengorganisasian dan penyusunan personalia, yaitu bagaimana perencanaan itu
menggunakan sumber daya-sumber daya tersebut untuk mencapai efektifitas paling
tinggi.
b. Pengarahan,
yaitu menentukan kombinasi yang paling baik dari factor kekuatan sumber daya
dan hubungan yang diperlukan untuk mengarahkan dan memotivasi.
c. Pengawasan,
pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap
rencana, dan pengawasan juga menjadi bagian dari rencana baru.
Rencana rencana
baru rencana
baru
( sintesa) (sintesa)
Pengawasan pengawasan
pengawasan
|
C.
Perencanaan
dalam Manajemen Pendidikan Islam
1. Aspek-aspek dan Teori Perencanaan
Pendidikan
Perencanaan pendidikan sebagai
system yang memuat langkah-langkah procedural dan komponen-komponen yang
diperlukan selama proses perencanaan. Langkah-langkah perencanaan diperinci
oleh Hardjodipuro sebagao berikut: (1) mengidentifikasi dan mendokumentasi
kebutuhan, (2) memilih kebutuhan-kebutuhan yang mempunyai prioritas untuk
dilaksanankan, (3) perincian hasil yang harus dicapai untuk setiap kebutuhan
yang telah dipilih, (4) mengidentifikasi syarat-syarat untuk memenuhi setiap
kebutuhan dan sekaligus menyiapkan solusi, (5) suatu urutan hasil-hasil yang
diinginkan untuk memenuhi kebutuhan yang telah diidentifikasi, (6) identifikasi
alternative-alternatif metode dan alat yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan[10].
Menurut Hudson dalam Tanner (1981)
teori perencanaan meliputi, antara lain; sinoptik, incremental, transaktif,
advokasi, dan radial. [11]
a. Teori Sinoptik
Disebut juga system planning,
rational system approach, rasional comprehensive planning. Menggunakan model
berfikir system dalam perencanaan, sehingga objek perencanaan dipandang sebagai
suatu kesatuan yang bulat, dengan satu tujuan yang disebut visi.
Langkah-langkah dalam perencanaan ini meliputi ; (a) pengenalan masalah, (b),
mengestimasi ruang lingkup problem (c) mengklasifikasi kemungkinan
penyelesaian, (d) menginvestigasi problem, (e) memprediksi alternative, (f)
mengevaluasi kemajuan atas penyelesaian spesifik.
b. Teori incremental
Didasarkan pada kemampuan institusi
dan kinerja personalnya. Bersifat desentralisasi dan tidak cocok untuk jangka
panjang.
c. Teori transaktif
Menekankan pada hakekat individu
yang menjunjung tinggi kepentingan pribadi dan bersifat desentralisasi.
d. Teori advokasi
Menekankan hal-hal yang bersifat
umum, perbedaan individu dan daerah diabaikan. Berdasar pada argumentasi logis
rasional dan dapat mempertahankan dalam argumentasi serta bukan pada
pengalaman empiris atau penelitian.
e. Teori radial
Menekankan pada lembaga local untuk
melakukan perencanaan sendiri agar lebih cepat memenuhi kebutuhan local.
2. Strategi Perencanaan
Pendekatan (strategi)
perencanaan pendidikan terkait erat dengan struktur sumber daya . Ada
empat pendekatan dalam perencanaan pendidikan, yaitu ; (a) pendekatan kebutuhan
social (social demand approach), (b)
pendekatan ketenagakerjaan (man power
approach), (c) pendekatan untung rugi (cost
and benefit), (d) pendekatan cost efectiveness, dan (e) pendekatan terpadu.
Masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan.
a. Pendekatan kebutuhan social (social demand approach)
Pendekatan model ini didasarkan atas
keperluan masyarakat saat ini dan menitik beratkan pada pemerataan pendidikan
seperti wajib belajar (wajar 9 tahun). Kekurangannya pendekatan model ini
adalah; (1) mengabaikan alokasi dalam skala nasional, (2) mengabaikan kebutuhan
perencanaan ketenagakerjaan, (3) cenderung hanya menjawab problem pemerataan
dengan lebih mengutamakan kuantitas daripada kualitas pendidikan.
Dalam islam kita diwajibkan untuk
menuntut ilmu dari ayunan sampai liang lahat. Artinya sebelum ruh ini lepas
atau keluar dari jasad kita, maka kewajiban belajar akan selalu melekat pada
diri kita.tidak dibatasi waktu ataupun usia.
b. Pendekatan ketenagakerjaan (man power approach)
Pendekatan ini mengutamakan
keterkaitan sistem pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.
Membengkaknya angka pengangguran misalnya menjadi pendorong untuk mempertemukan
gape antara dunia pendidikan dengan dunia kerja. Upaya untuk hal ini misalnya
diberlakukannya system link and match, magang, pendidikan profesi, pengembangan
smk dsb.
Namun tetap dalam Islam harus ditananmkan
bahwa belajar bukanlah untuk suatu pekerjaan, tapi belajar adalah suatu
kewajiban dan kebutuhan.
c. Pendekatan untung rugi (cost and benefit)
Dalam pendekatan ini dibuat
perhitungan perbandingan antara biaya yang dikeluarkan untuk penyelengaraan pendidikan
serta keuntungan yang akan siperoleh dari hasil pendidikan. Pendekatan ini
melihat pendidikan sebagai upaya investasi yang harus memberikan keuntungan
nyata pada saat nanti.
d. Pendekatan efektifitas
Pendekatan ini menitikberatkan pada
pemanfaatan biaya secermat mungkin untuk mencapai hasil pendidikan seoptimal
mungkin, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Pendidikan ini diadakan
jika benar-benar memberikan keuntungan yang relative pasti. Seperti dibukannya
program magister management, magister bisnis administrasi, kursus-kursus dsb.
e. Pendekatan terpadu
Yaitu dengan memadukan keempat
pendekatan diatas sunaryo (2000) pendekatan terpadu dapat digunakan untuk
menjembatani berbagai kepentingan akan tujuan output pendidikan. Apalagi dalam
islam dikenal akan adanya dua kebutuhan duniawi dan ukhrowi sehingga pendekatan
yang digunakan untuk pendidikan tentu semestinya mencakup kedua kebutuhan
tersebut.
Setelah menelaah pendekatan-pendekatan
tersebut, kemudian untuk mematangkan suatu perencanaan, maka pelaksanaan
perencanaan memiliki 4 tahap yaitu[12]:
1.
Tahap menetapkan
tujuan atau serangkaian tujuan
Perencanaan dimulai dengan tahap ini
yaitu dengan memahami keinginan atau kebutuhan suatu organisasi atau kelompok
kerja. Tanpa rumusan tujuan yang jelas maka sumber daya yang ada tidak di
gunakan secara maksimal dan tidak efektif.
Jika dikaitkan
didalam manajemen pendidikan dalam Madrasah maka bagaimana caranya kepala
Madrasah memahami visi dan misi, kemudian membuat program dengan melihat sumber
daya yang ada, yaitu terdiri dari guru, bangunan madrasah dan siswa dari
madrasah tersebut. Jika ketiganya dapat berfungsi dalam bidangnya
masing-masing, maka akan tercapailah visi dan misi itu.
2.
Merumuskan
keadaan saat ini
Tahapan kedua ini yaitu memahami posisi organisasi
dari tujuan yang hendak dicapai atau menganalisa sumber daya yang ada untuk
mencapai tujuan tersebut.
3.
Mengidentifikasikan
segala kemudahan dan hambatan
Kekuatan dan kelemahan atau kemudahan
dan hambatan perlu diidentifikasi untuk mengukur kemampuan organisasi dalam
mencapai tujuan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melihat factor lingkungan
yang ada disekitar ataupun lingkungan luar yang lebih luas.
4.
Mengembangkan
rencana atau serangkaian kegiatan.
Tahap terakhir ini meliputi pengembangan
berbagai alternative kegiatan pencapaian tujuan.
Oleh karena itu selain terfokus pada
peserta didik, perencanaan pendidikan harus juga menjamin terwujudnya
cita-cita, kemampuan, potensi masa depan, harapan, dan aspirasi dari semua
pihak. Semua hal itu harus dipertimbangkan dan dikembangkan secara tepat,
akurat dan sistematik dalam suatu proses perencanaan pendidikan. Maka dengan
cara itu perencanaan pendidikan akan mampu mengidentifikasi sasaran dan tujuan
lembaga, dan dapat menyelesaikan masalah-masalah dalam pendidikan.
IV.
KESIMPULAN
Perencanaan adalah sangat penting baik ditinjau dari sisi
manajemen maupun dari pandangan agama islam. Maka dapat disimpulkan dengan
beberapa poin yaitu:
1. Diantara pengertian perencanaan,
perencanaan adalah suatu proses mencapai tujuan, mengembangkan strategi, dan menguraikan tugas melalui pertimbangan dan analisa
suatu kegiatan untuk mencapai tujuan masa mendatang.
2. Ruang lingkup perencanaan mencakup
berbagai demensi baik waktu, spasial,tingkatan dan teknis perencanaan.
3. Teori perencanaan meliputi, antara
lain; sinoptik, incremental, transaktif, advokasi, dan radial
4. Pendekatan (strategi) yang dapat
digunakan dalam perencanaan pendidian islam antara lain pendekatan kebutuhan
social (social demand approach),
pendekatan ketenagakerjaan (man power
approach), pendekatan untung rugi (cost
and benefit), pendekatan efektifitas, dan pendekatan terpadu yaitu
pendekatan yang bersifat duniawi dan ukhrawi.
Pekerjaan yang baik adalah yang kita
rencanakan, dan sebaiknya kita melakukan pekerjaan sesuai dengan apa yang telah
direncanankan. Maka, jika diibaratkan dengan sebuah jalan maka perencanaan
dapat dianalogikan sebagai rambu-rambunya. Jika rambu-rambu itu diikuti dengan
baik maka akan sampailah pada satu alamat yang dituju. Begitu juga dalam hal
pendidikan, untuk dapat memanajemen semua yang ada dan supaya dapat tercapai
tujuan yang diinginkan, maka melalui perencanaan inilah semua akan terwujud dan
tepat pada sasarannya.
V.
PENUTUP
Demikianlah
makalah yang dapat kami buat, semoga bermanfaat untuk kita semuanya. kami yakin
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saran kritik yang
konstruktif sangat kami butuhkan. Terimakasih..
[1] Husaini
Usman, manajemen: teori, praktik dan
riset pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, Ed. 4, 2013, hlm 75.
[2]Hamzah
B Uno, Perencanaan Pembelajaran,
Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006, hlm 1.
[3] T.
Hani Handoko, Manajemen, Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta, 1984, hlm. 23.
[4] Terjemahan
DEPAG,
[5] M.
Quraisy Shihab, tafsir Al-Misbah,
Jakarta: Lentera Hati, vol 14, 2002, hlm. 130.
[6]
George R. Terry Leslie W. Rue, Dasar-dasar Manajemen, terj. G.A. Ticoalu, “Principles of Management”,
Jakarta: PT Bumi Aksara, 1992, hlm. 44-45.
[7]
Husaini Usman, manajemen: teori, praktik
dan riset pendidikan. Hlm. 81-85.
[8]
Husaini Usman, manajemen: teori, praktik
dan riset pendidikan, hlm
[9] T.
Hani Handoko, Manajemen, hlm. 82-83.
[10]
Moch Idochi Anwar, Administrasi
Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan, Jakarta: PT Grafindo Persada,
2013, hlm. 3.
[11]
Husaini Usman, manajemen: teori, praktik
dan riset pendidikan, hlm
[12]
T. Hani Handoko, Manajemen, hlm.
79-80
CASINO | JAM HARTICOPOLY ONLINE | JAM HARTICOPOLY ONLINE
BalasHapusJAM HARTICOPOLY ONLINE - CASINO in JAM 안성 출장마사지 HARTICOPOLY 광양 출장안마 ONLINE, the newest casino 제주도 출장마사지 game in the world created for the 영주 출장안마 famous 안동 출장샵 casino group HARTICOPOLY.