Rabu, 07 Desember 2016

planing (perencanaan) dalam manajemen pendidikan islam



PLANNING (PERENCANAAN)
I.                   PENDAHULUAN
Sadar atau tidak dalam kehidupan keseharian, kita sering sekali melakukan suatu perencanaan. Perencanaan atau planning adalah sesuatu yang penting sebelum melakukan hal yang hendak dituju. Perencanaan dianggap penting karena akan menjadi penentu dan sekaligus memberi arah terhadap tujuan yang ingin dicapai.
Perencanaan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen, yang pastinya akan membantu dalam proses-proses selanjutnya. Bahkan dalam organisasi, perencanaan memegang peranan yang lebih dibanding fungsi-fungsi lainnya, karena fungsi-fungsi lainnya hanya melaksanakan keputusan-keputusan dari perencanaan yang ada.
Begitu pula dalam memanajemen pendidikan, Perencanaan pendidikan menempati posisi strategis dalam keseluruhan proses pendidikan. Perencanaan pendidikan itu memberikan kejelasan arah dalam usaha proses penyelenggaraan pendidikan, sehinga manajemen pendidikan dalam Islam khususnya, akan dapat dilaksanakan lebih efektif dan efisien.
Melalui makalah ini penulis hendak menyampaikan tentang beberapa hal yang berkaitan dengan perencanaan.

II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Apa yang dimaksud dengan Perencanaan?
B.     Apa saja Ruang Lingkup, Manfaat dan Fungsi dari Perencanaan?
C.     Bagaimana Perencanaan dalam Manajemen Pendidikan Islam?

III.             PEMBAHASAN
A.    Pengertian Perencanaan
Sebelum pemimpin/manajer dapat mengorganisasi, mengarahkan atau mengawasi, mereka harus membuat perencanaan-perencanaan terlebih dahulu sebagai pengarah berjalan dalam satu tujuan. Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting, karena fungsi-fungsi selanjutnya akan berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Jika perencanaan yang dibuat itu sudah matang maka pelaksanaannya akan terarah dan akan sampai pada apa yang menjadi tujuan. Namun sebaliknya, jika perencanaan itu tidak dibuat dengan matang, maka akan sulit untuk mencapai tujuan.

Ada beberapa definisi tentang perencanaan, Menurut Dahl & Linblon perencanaan adalah sebagai proses pengambilan keputusan. Menurut Manheim perencanaan adalah sebagai suatu cara berfikir.[1]Cunningham (mengutip dari buku karya Dr. Hamzah B. Uno, perencanaan pembelajaran) mendefinisikan perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi dan asumsi untuk masa yang akan datang. Definisi selanjutnya dikemukakan oleh Steller sebagaimana dikutip oleh Dr. Hamzah B. Uno, perencanaan adalah hubungan antara apa yang ada sekarang (what is) dengan bagaimana seharusnya (what should be) yang berkaitan dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber.[2]Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan, penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, system, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.[3]
Berbagai pendapat tersebut menyatakan bahwa perencanaan merupakan proses yang berisi kegiatan-kegiatan yang berupa pemikiran, perhitungan, pemilihan, dan penentuan. Yang semuanya itu dilakukan dalam rangka tercapainya tujuan tertentu. Pada hakekatnya perencanaan merupakan proses pengambilan keputusan atas sejumlah alternative (pilihan) mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan dan penilaian atas hasil pelaksanaannya, yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan.


Allah berfirman dalam QS. Al-Hasyr: 18:
$pkšr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# öÝàZtFø9ur Ó§øÿtR $¨B ôMtB£s% 7tóÏ9 ( (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 ¨bÎ) ©!$# 7ŽÎ7yz $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ÇÊÑÈ 
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.[4]

Kata ( MtB£s%) dalam tafsir Al-Misbah karya M. Quraisy Shihab, menerangkan bahwa kata tersebut digunakan dalam arti amal-amal yang dilakukan untuk meraih manfaat dimasa datang.[5] Artinya butuh suatu perencanaan bagaimana dapat berbuat dengan perbuatan yang membawa pada kemanfaatan. Tidak dengan asal berbuat begit saja.
Dari ayat diatas dapat diambil pelajaran bahwa untuk menentukan perencanaan yang baik, maka kita juga harus melihat atau menganalisa terlebih dahulu sumber daya yang dapat diolah. Sehingga nanti ketika masa pengorganisasian dapat diberikan langsung pada sasarannya.
Perencanaan tidak bersangkut paut dengan keputusan-keputusan yang akan datang, tetapi dengan dampak akan datang dari keputusan-keputusan yang sekarang. Perencanaan juga menjembatani lowongan antara di mana anda berada dan ke mana anda hendak pergi. Ia menjawab terlebih dahulu siapa, apa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana dari kegiatan-kegiatan yang akan datang.
Perencanaan efektif harus didasarkan pada fakta dan informasi yang ada, tidak atas emosi dan keinginan. Fakta-fakta yang dimaksud adalah hasil dari pengalaman dan pengetahuan sang manajer. Untuk itu cara pandang dan imajinasi ke depan sangat diperlukan, seorang perencana harus mampu membayangkan pola kegiatan yang akan dilakukan secara jelas[6]. Para manajer mencoba memandang ke depan, menduga-duga kemungkinan yang akan terjadi, dan bersiap untuk hal yang tak terduga, memetakan kegiatan dan mengadakan urutan yang teratur untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Begitu pentingkanya melakukan perencanaan, maka setiap manajer harus menjalankan satu fungsi ini terlebih dahulu.

B.     Ruang Lingkup, Manfaat dan Fungsi Perencanaan

1.      Ruang Lingkup Pendidikan
Ruang lingkup perencanaan dipengaruhi oleh waktu, spasial dan tingkatan teknis perencanaan[7].
a.       Perencanaan dari dimensi waktu
1). Perencanaan jangka panjang (long term planning)
Perencanaan ini  meliputi jangka waktu 4 tahun atau lebih. Dalam perencanaan ini belum ditampilkan sasaran yang bersifat kuantitatif, tetapi lebih pada perspektif keadaan ideal yang diinginkan dan pencapaian keadaan yang bersifat fundamental.
2). Perencanaan jangka menengah (medium term planning)
Perencanaan ini meluputi jangka waktu satu tahun tau lebih. Perencanaan jangka ini merupakan penjabaran dari perencanaan jangka panjang. Tetapi sudah ditampilkan sasaran-sasaran yang diproyeksikan secara kuantitatif.
3). Perencanaan jangka pendek (short term planning)
Perencanaan ini disebut juga perencanaan operasional tahunan yang pasti lebih cepat terlihat hasilnya.

b.      Perencanaan dari dimensi spasial
1). Perencanaan Nasional
2). Perencanaan Regional
3). Perencanaan Tata Ruang
Perencanaan yang mengupayakan pemanfaatan fungsi kawasan tertentu dan mengembangkan secara seimbang.

c.       Perencanaan dari dimensi tingkatan teknis perencanaan
1). Perencanaan makro
2). Perencanaan mikro
3). Perencanaan sektoral
4). Perencanaan kawasan
5.)    Perencanaan proyek

2.      Manfaat dan Tujuan Perencanaan
Adapun beberapa tujuan dibuatnya suatu perencanaan adalah[8]:
a.       Untuk menjadi standar pengawasan, yaitu mencocokan pelaksanaan dengan perencanaan yang telah dibuat.
b.      Mengetahui kapan mulai pelaksanaan dan selesainya kegiatan tersebut.
c.       Mengetahui siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.
d.      Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas kegiatan. Sehingga dapat meminimalisir kegiatan-kegiatan yang tidak produktif.
e.       Memberikan  gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan.
f.       Mendeteksi hambatan dan kesulitan yang bakal ditemui sehingga dapat langsung dicarikan solusi.
g.      Mengarahkan pada pencapaian tujuan.

Setelah memiliki tujuan, perencanan dilakukan juga karena pasti memiliki manfaat. Adapun beberapa manfaat dari diadakannya perencanaan adalah (1) sebagai standar pelaksanaan dan pengawasan yang memfasilitasi untuk monitoring evaluasi. (2) sebagai pedoman pengambilan keputusan dengan memilih beberapa alternative yang baik. (3) memudahkan untuk menyusun skala prioritas baik berupa sasaran maupun kegiatan. (4) dapat mamanfaatkan sumber daya organisasi dengan baik. (5) membantu manajer menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada.

3.      Fungsi Perencanaan
Fungsi dari perencanaan dan fungsi-fungsi manaferial lainnya adalah saling berhubungan, saling bergantung, dan berinteraksi. Dan beberapa fungsinya adalah[9]:

a.       Untuk pengorganisasian dan penyusunan personalia, yaitu bagaimana perencanaan itu menggunakan sumber daya-sumber daya tersebut untuk mencapai efektifitas paling tinggi.
b.      Pengarahan, yaitu menentukan kombinasi yang paling baik dari factor kekuatan sumber daya dan hubungan yang diperlukan untuk mengarahkan dan memotivasi.
c.       Pengawasan, pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana, dan pengawasan juga menjadi bagian dari rencana baru.

Rencana                                               rencana baru                                     rencana baru
                                     ( sintesa)                                             (sintesa)
Pengawasan                                      pengawasan                                      pengawasan
 







C.    Perencanaan dalam Manajemen Pendidikan Islam

1.      Aspek-aspek dan Teori Perencanaan Pendidikan
Perencanaan pendidikan sebagai system yang memuat langkah-langkah procedural dan komponen-komponen yang diperlukan selama proses perencanaan. Langkah-langkah perencanaan diperinci oleh Hardjodipuro sebagao berikut: (1) mengidentifikasi dan mendokumentasi kebutuhan, (2) memilih kebutuhan-kebutuhan yang mempunyai prioritas untuk dilaksanankan, (3) perincian hasil yang harus dicapai untuk setiap kebutuhan yang telah dipilih, (4) mengidentifikasi syarat-syarat untuk memenuhi setiap kebutuhan dan sekaligus menyiapkan solusi, (5) suatu urutan hasil-hasil yang diinginkan untuk memenuhi kebutuhan yang telah diidentifikasi, (6) identifikasi alternative-alternatif metode dan alat yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan[10].
Menurut Hudson dalam Tanner (1981) teori perencanaan meliputi, antara lain; sinoptik, incremental, transaktif, advokasi, dan radial. [11]
a.       Teori Sinoptik
Disebut juga system planning, rational system approach, rasional comprehensive planning. Menggunakan model berfikir system dalam perencanaan, sehingga objek perencanaan dipandang sebagai suatu kesatuan yang bulat, dengan satu tujuan yang disebut visi. Langkah-langkah dalam perencanaan ini meliputi ; (a) pengenalan masalah, (b), mengestimasi  ruang lingkup problem (c) mengklasifikasi kemungkinan penyelesaian, (d) menginvestigasi problem, (e) memprediksi alternative, (f) mengevaluasi kemajuan atas penyelesaian spesifik.
b.      Teori incremental
Didasarkan pada kemampuan institusi dan kinerja personalnya. Bersifat desentralisasi dan tidak cocok untuk jangka panjang.
c.        Teori transaktif
Menekankan pada hakekat individu yang menjunjung tinggi kepentingan pribadi dan bersifat desentralisasi.
d.      Teori advokasi
Menekankan hal-hal yang bersifat umum, perbedaan individu dan daerah diabaikan. Berdasar pada argumentasi logis rasional  dan dapat mempertahankan dalam argumentasi serta bukan pada pengalaman empiris atau penelitian.
e.       Teori radial
Menekankan pada lembaga local untuk melakukan perencanaan sendiri agar lebih cepat memenuhi kebutuhan local.

2.      Strategi Perencanaan
Pendekatan (strategi)  perencanaan pendidikan terkait erat dengan struktur sumber daya . Ada empat pendekatan dalam perencanaan pendidikan, yaitu ; (a) pendekatan kebutuhan social (social demand approach), (b) pendekatan ketenagakerjaan (man power approach), (c) pendekatan untung rugi (cost and benefit), (d) pendekatan cost efectiveness, dan (e) pendekatan terpadu. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan.
a.        Pendekatan kebutuhan social (social demand approach)
Pendekatan model ini didasarkan atas keperluan masyarakat saat ini dan menitik beratkan pada pemerataan pendidikan seperti wajib belajar (wajar 9 tahun). Kekurangannya pendekatan model ini adalah; (1) mengabaikan alokasi dalam skala nasional, (2) mengabaikan kebutuhan perencanaan ketenagakerjaan, (3) cenderung hanya menjawab problem pemerataan dengan lebih mengutamakan kuantitas daripada kualitas pendidikan.
Dalam islam kita diwajibkan untuk menuntut ilmu dari ayunan sampai liang lahat. Artinya sebelum ruh ini lepas atau keluar dari jasad kita, maka kewajiban belajar akan selalu melekat pada diri kita.tidak dibatasi waktu ataupun usia.
b.      Pendekatan ketenagakerjaan (man power approach)
Pendekatan ini mengutamakan keterkaitan sistem pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja. Membengkaknya angka pengangguran misalnya menjadi pendorong untuk mempertemukan gape antara dunia pendidikan dengan dunia kerja. Upaya untuk hal ini misalnya diberlakukannya system link and match, magang, pendidikan profesi, pengembangan smk dsb.
Namun tetap dalam Islam harus ditananmkan bahwa belajar bukanlah untuk suatu pekerjaan, tapi belajar adalah suatu kewajiban dan kebutuhan.
c.       Pendekatan untung rugi (cost and benefit)
Dalam pendekatan ini dibuat perhitungan perbandingan antara biaya yang dikeluarkan untuk penyelengaraan pendidikan serta keuntungan yang akan siperoleh dari hasil pendidikan. Pendekatan ini melihat pendidikan sebagai upaya investasi yang harus memberikan keuntungan nyata pada saat nanti.
d.    Pendekatan efektifitas
Pendekatan ini menitikberatkan pada pemanfaatan biaya secermat mungkin untuk mencapai hasil pendidikan seoptimal mungkin, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Pendidikan ini diadakan jika benar-benar memberikan keuntungan yang relative pasti. Seperti dibukannya program magister management, magister bisnis administrasi, kursus-kursus dsb.
e.       Pendekatan terpadu
Yaitu dengan memadukan keempat pendekatan diatas sunaryo (2000) pendekatan terpadu dapat digunakan untuk menjembatani berbagai kepentingan akan tujuan output pendidikan. Apalagi dalam islam dikenal akan adanya dua kebutuhan duniawi dan ukhrowi sehingga pendekatan yang digunakan untuk pendidikan tentu semestinya mencakup kedua kebutuhan tersebut.
Setelah menelaah pendekatan-pendekatan tersebut, kemudian untuk mematangkan suatu perencanaan, maka pelaksanaan perencanaan memiliki 4 tahap yaitu[12]:
1.         Tahap menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
Perencanaan dimulai dengan tahap ini yaitu dengan memahami keinginan atau kebutuhan suatu organisasi atau kelompok kerja. Tanpa rumusan tujuan yang jelas maka sumber daya yang ada tidak di gunakan secara maksimal dan tidak efektif.
Jika dikaitkan didalam manajemen pendidikan dalam Madrasah maka bagaimana caranya kepala Madrasah memahami visi dan misi, kemudian membuat program dengan melihat sumber daya yang ada, yaitu terdiri dari guru, bangunan madrasah dan siswa dari madrasah tersebut. Jika ketiganya dapat berfungsi dalam bidangnya masing-masing, maka akan tercapailah visi dan misi itu.

2.            Merumuskan keadaan saat ini
Tahapan kedua ini yaitu memahami posisi organisasi dari tujuan yang hendak dicapai atau menganalisa sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan tersebut.
3.            Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan
Kekuatan dan kelemahan atau kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasi untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melihat factor lingkungan yang ada disekitar ataupun lingkungan luar yang lebih luas.
4.            Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan.
Tahap terakhir ini meliputi pengembangan berbagai alternative kegiatan pencapaian tujuan.
Oleh karena itu selain terfokus pada peserta didik, perencanaan pendidikan harus juga menjamin terwujudnya cita-cita, kemampuan, potensi masa depan, harapan, dan aspirasi dari semua pihak. Semua hal itu harus dipertimbangkan dan dikembangkan secara tepat, akurat dan sistematik dalam suatu proses perencanaan pendidikan. Maka dengan cara itu perencanaan pendidikan akan mampu mengidentifikasi sasaran dan tujuan lembaga, dan dapat menyelesaikan masalah-masalah dalam pendidikan.
IV.             KESIMPULAN
Perencanaan adalah sangat penting baik ditinjau dari sisi manajemen maupun dari pandangan agama islam. Maka dapat disimpulkan dengan beberapa poin yaitu:
1.      Diantara pengertian perencanaan, perencanaan adalah suatu proses mencapai tujuan, mengembangkan strategi, dan menguraikan tugas melalui pertimbangan dan analisa suatu kegiatan untuk mencapai tujuan masa mendatang.

2.      Ruang lingkup perencanaan mencakup berbagai demensi baik waktu, spasial,tingkatan dan teknis perencanaan.

3.      Teori perencanaan meliputi, antara lain; sinoptik, incremental, transaktif, advokasi, dan radial

4.      Pendekatan (strategi) yang dapat digunakan dalam perencanaan pendidian islam antara lain pendekatan kebutuhan social (social demand approach), pendekatan ketenagakerjaan (man power approach), pendekatan untung rugi (cost and benefit), pendekatan efektifitas, dan pendekatan terpadu yaitu pendekatan yang bersifat duniawi dan ukhrawi.
Pekerjaan yang baik adalah yang kita rencanakan, dan sebaiknya kita melakukan pekerjaan sesuai dengan apa yang telah direncanankan. Maka, jika diibaratkan dengan sebuah jalan maka perencanaan dapat dianalogikan sebagai rambu-rambunya. Jika rambu-rambu itu diikuti dengan baik maka akan sampailah pada satu alamat yang dituju. Begitu juga dalam hal pendidikan, untuk dapat memanajemen semua yang ada dan supaya dapat tercapai tujuan yang diinginkan, maka melalui perencanaan inilah semua akan terwujud dan tepat pada sasarannya.

V.                PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat kami buat, semoga bermanfaat untuk kita semuanya. kami yakin makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saran kritik yang konstruktif sangat kami butuhkan. Terimakasih..



[1] Husaini Usman, manajemen: teori, praktik dan riset pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, Ed. 4, 2013, hlm 75.
[2]Hamzah B Uno, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006, hlm 1.
[3] T. Hani Handoko, Manajemen, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1984, hlm. 23.
[4] Terjemahan DEPAG,
[5] M. Quraisy Shihab, tafsir Al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati, vol 14, 2002, hlm. 130.
[6] George R. Terry Leslie W. Rue, Dasar-dasar Manajemen, terj.  G.A. Ticoalu, “Principles of Management”, Jakarta: PT Bumi Aksara, 1992, hlm. 44-45.
[7] Husaini Usman, manajemen: teori, praktik dan riset pendidikan. Hlm. 81-85.
[8] Husaini Usman, manajemen: teori, praktik dan riset pendidikan, hlm
[9] T. Hani Handoko, Manajemen, hlm. 82-83.
[10] Moch Idochi Anwar, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan, Jakarta: PT Grafindo Persada, 2013, hlm. 3.
[11] Husaini Usman, manajemen: teori, praktik dan riset pendidikan, hlm
[12] T. Hani Handoko, Manajemen, hlm. 79-80

1 komentar:

  1. CASINO | JAM HARTICOPOLY ONLINE | JAM HARTICOPOLY ONLINE
    JAM HARTICOPOLY ONLINE - CASINO in JAM 안성 출장마사지 HARTICOPOLY 광양 출장안마 ONLINE, the newest casino 제주도 출장마사지 game in the world created for the 영주 출장안마 famous 안동 출장샵 casino group HARTICOPOLY.

    BalasHapus